Thursday, February 28, 2013

Sepenggal Catatan dari Puncak Tertinggi para Dewa

Yah, jangan salahkan mimpi jika mimpi itu bisa membuat lebih baik. Sebab menjadi lebih baik atau tidak ada pada si pemimpi. Seperti saya bermimpi agar bisa menginjakan kaki di Istana para dewa, Mahameru yaitu Puncak Tertinggi para Dewa. Selalu bertanya-tanya akankah mimpi ku bisa terwujud? Karena saya bukanlah sesosok wanita Pecinta Alam yang ikut dalam gabungan Organisasi Pecinta Alam. Saya hanya seorang pemimpi, yang memimpikan ingin berjalan-jalan hingga ke ujung sana. Yang memimpikan mimpi nya bukan hanya sekedar mimpi tapi menjadi impian yang bisa dimerdekakan dengan sebuah karya.
“ …Likely or not, it’s a dream that we keep, and at odds with our senses we’ll climb, but if faith is the answer, we’ve already reached it, and spirit’s a sign, then it’s only a matter of time, only a matter of time..”  seperti kata Charlie Dominici dari Dream Theater yang membuat saya semakin percaya bahwa setiap orang bisa mewujudkan mimpi nya dan semua itu hanya masalah waktu dan waktu .
Menurut saya hakikat sebuah perjalanan adalah bukan sekedar menikmati keindahan dari satu tempat ketempat yang lain. Bukan sekedar mengagumi dan menemukan tempat yang unik tapi harus bisa membawa pelakunya naik ke derajat yang lebih tinggi, memperluas wawasan sekaligus memperdalam keimanan. Sebagaimana di contohkan dalam perjalanan hijrah nabi Muhammad SAW. Dari Mekkah ke Madinah. Umat Islam terdahulu adalah traveler. Mereka adalah orang-orang yang tidak pernah ragu untuk meninggalkan rumah, belajar hal-hal baru dari dunia luar sana. Dalam Al-Quran juga di sebutkan bahwa Allah menciptakan manusia berbangsa-bangsa, bersuku-suka agar manusia bisa saling mengenal, berta’aruf, saling belajar dari bangsa-bangsa lain untuk menaikkan derajat kemuliaan di sisi Allah.
Kata sahabat Ali ra.; “Wahai Anakku! Dunia bagaikan samudra tempat ciptaan-ciptaan_Nya yang tenggelam. Maka Jelajahilah dunia ini dengan menyebut nama Allah. Jadikan ketakutanmu pada Allah sebagai kapal-kapal yang menyelamatkanmu. Kembangkanlah keimanan sebagai layarmu, logika sebagai pendayung kapalmu, ilmu pengetahuan sebagai nahkoda perjalananmu, dan kesabaran sebagai jangkar dalam setiap badai cobaan.” (Ali Bin Abi Thalib ra)
Kali ini saya akan sedikit menceritakan pengalaman saya yang makin memperkaya dimensi spiritual untuk lebih mendekatkan diri dengan sang pencipta. Perjalanan yang membuat saya menemukan banyak hal yang sangat menarik ketimbang jalan-jalan di mal atau lainnya. Mimpi saya kali ini mengantarkan saya ketempat yang mungkin sudah banyak orang tahu dan bagi saya awal nya adalah hal yang sangat mustahil apabila saya bisa berada disana.
Gunung semeru adalah  gunung tertinggi di Jawa. Dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) dan dengan kawah di puncak nya di kenal dengan nama Jonggring Saloko. Terinspirasi dari Soe Hok Gie salah satu aktivis Indonesia yang meninggal  bersama rekannya Idhan Dhanvantari Lubis di Gunung Semeru pada tahun 1969 akibat menghirup asap beracun dari gas Gunung Semeru yang menggugah hati membuat saya ingin pergi kesana.
Mungkin ini yang ke 3 kali nya saya belajar lagi dari alam. Tapi ini kali pertama nya saya menapakkan di Gunung Semeru sesudah berjalan-jalan hingga puncak Gunung Lawu dan Gunung Merapi. Tapi bukan seberapa banyak atau seberapa tinggi gunung yang kamu daki, tapi seberapa banyak kamu belajar dari Gunung, Alam dan Ciptaan-Nya.
“Ga ada Kapoknya yah kamu. udah tau susah gitu naik gunung, tapi kok tetep aja naik gunung! Malah sekarang mau naik gunung semeru tinggi banget itu, apalagi Tahun baru itu musim hujan. Curah Hujan tinggi tinggi nya itu. Dulu aku juga pernah naik sana. Gausa berangkat! ” kata papap saya. Hadeuhhh..
“Insya Allah gakpapa, saya ga sendirian kok. Ada 50 orang lebih yang akan ikut nantinya. Banyak pendaki expert juga yang bakal guide kita.” Pembelaan dari saya.
“Gausah berangkat, naik nya bulan mei aja. Musim kemaru, bagus-bagusnya. tumbuhan pada mekar. Percuma nanti kamu naik pasti kabut” Sahutnya lagi atas pengalamannya.
“Lama bangettttt, insya Allah aman kalau niat baik insya Allah lancar.”
“wes.. terserah awakmu” papap jengkel juga . :( 
Saya pasrahkan sama Allah SWT, atas ridho nya lah saya bisa berangkat atau tidak.
Kemudian saya memang memutuskan untuk TIDAK berangkat. Hal membuat saya sangat sedih sekali. Disamping saya ingin naik karena memang dari kemauan saya ingin belajar tentang alam dan mimpi saya agar saya bisa menapakkan kaki diatas sana tapi saya menemukan sesuatu yang membuat semangat saya berkobar layaknya api yang sangat menyala, yaitu persahabatan. Saya dipertemukan oleh teman-teman dari berbagai asal dan tempat mereka tinggal dan juga dari berbagai latar belakang yang berbeda. Walaupun kami belum pernah bertemu.
Tapi tanpa izin dan restu orang tua pun aku memutuskan untuk tidak berangkat. :( walaupun aku benar-benar rindu bercumbu dengan alam. Aku rindu celoteh angin pada guguran daun yang rebah merebah menabuhkan aksara hening mata hati. Aku rindu bagaimana jemari awan ketika meniupkan bunyi sore yang dilangit-langitnya menggantukan malas matahari. Aku rindu bau merah saga bercampur pekat lumpur yang melekat rekat di ujung-ujung mata kaki. :(
Kali ini bener-bener galau deh, di campur racun dari teman-teman arcopodo yang menyuguhkan kehangatan mereka. Semakin hangat semakin melekat. Hingga ku lekat di dekap canda tawa peduli mereka. Mas lovie, Mbak Alia, Wiwin, Farah, Mbak Ayu, tejo, ruspi, yasin, bayu, novel, Rully, ibnu, adi, mbak Sandra, Andri, Ainul, roni, sauqi, fia. Wkwkwkw mulai dari pajang poto salah satu dari kita di display bbm kita sampai arisan panci telpon-telponan kita konferens. Makanya di beri nama Arcopodo #Sakitjiwa memang pada sakit jiwa anak-anaknya hahahaha…
Saya berusaha menyakinkan orang tua saya agar saya di perbolehkan untuk ikut. Dan Alhasil saya diperbolehkan untuk berangkat. J senangnyaaa brooooo! :D tapi tinggal beberapa hari saja sebelum hari H . L oke pemanasan apa ada nya saja, lari-lari kecil dekat rumah . Sambil mempersiapkan teman-teman yang berencana nginep di rumah .
Tepat nya hari Jumat 28 Desember 2012, menunggu kedatangan tamu dari bandung yang special yaitu si neng geulis Farah, novel, fachri dan satu lagi dari bontang yaitu si rully. Mereka berencana untuk bermalam di rumah saya satu nya sebelum berangkat ke Malang. Memang sih rumah saya jarang di tempatin sama keluarga saya sendiri kecuali memang lantai 2 di kos in. biar ga kelihatan kosong aja semenjak peninggalan Alm. Bapak saya.  Hujan pun deras banget, berharap kita besok perjalanan menuju malang terang benderang. Amin
Sabtu pagi di tanggal 29 Desember 2012 kita packing, Si rully menyewa mobil teman kantor saya menuju bandara untuk menjemput mas lovi, ruspi, dkk. Dan saya bersama pasukan saya, farah novel dan fachri cari angkotan menuju terminal bratang. Kemudian dilanjut ke terminal bungurasih naik bis ke terminal arjosari malang. Sesampai di terminal Arjosari malang ternyata kami juga bertemu admin dari backpackerstore hahaha akhirnya kami menyewa angkutan umum sampai di balai kota pasar tumpang hanya dengan 7ribu saja.
mau cari angkot bersama Farah, saya dan Nauvel. Sedangkan yang foto si fachri.
Hari pun sudah gelap. Senjapun berganti dengan bulan yang menyinari malam yang begitu dingin. Dingin yang menyelimuti kawasan pasar tumpang. Sesampai disana, akhirnya pertama kali nya saya bertemu dengan mereka. Tampang-tampang criminal yang mengkriminalkan pikiran saya hehehe.. Penuh canda tawa dan kami pun kembali mencoba untuk mengenali satu per satu .
Matahari sudah menampakkan senyumnya tapi tetep aja nih kerasa dingin banget. Bergegas kita gantian untuk mandi dengan kamar mandi yang sudah di sediakan. Saya mbak Alia, mbak wiwin dan Yasin menuju ke pasar tumpang untuk membeli keperluan logistic yang kurang.
Hari sudah pukul 08.00 tapi tetap masih belum kunjung berangkat juga. Sambil melamun menyaksikan sendra tari anak-anak kecil mengingatkan saya waktu SD dulu ikut serta dalam sendra tari di Taman Hiburan Surabaya. Walau metal gini dulu nya juga ikut tari Hahahha..  

Arcopodo #sakitjiwa team
Pukul 10.00 Wib kami menunggu jeep datang juga, kami diantarkan jeep menuju ranu pane. Kondisi Hujan dan kabut tebal membuat kita tidak bisa menikmati pemandangan. Tapi sesekali hujan reda kami buka kembali terpal nya. 
senja pun berganti dengan mendung yang menyelimuti ranupane.
Sesampai di ranu pane pun hujan tetap mengguyur kami. Dan kami memutuskan untuk tetap melanjut kan perjalanan menuju ranu kumbolo. Kami melewati jalan setapak yang landai dari pos ke pos.
di tengah -tengah perjalanan kamipun sedikit sedikit untuk beristirahat. kami beristirahat di tempat yang datar. 

continue..... 












0 comments:

Post a Comment