Yah,
jangan salahkan mimpi jika mimpi itu bisa membuat lebih baik. Sebab menjadi
lebih baik atau tidak ada pada si pemimpi. Seperti saya bermimpi agar bisa
menginjakan kaki di Istana para dewa, Mahameru yaitu Puncak Tertinggi para
Dewa. Selalu bertanya-tanya akankah mimpi ku bisa terwujud? Karena saya
bukanlah sesosok wanita Pecinta Alam yang ikut dalam gabungan Organisasi
Pecinta Alam. Saya hanya seorang pemimpi, yang memimpikan ingin berjalan-jalan
hingga ke ujung sana. Yang memimpikan mimpi nya bukan hanya sekedar mimpi tapi
menjadi impian yang bisa dimerdekakan dengan sebuah karya.
“ …Likely or not, it’s a dream
that we keep, and at odds with our senses we’ll climb, but if faith is the
answer, we’ve already reached it, and spirit’s a sign, then it’s only a matter
of time, only a matter of time..”
seperti kata Charlie Dominici dari Dream Theater yang membuat saya
semakin percaya bahwa setiap orang bisa mewujudkan mimpi nya dan semua itu hanya
masalah waktu dan waktu .
Menurut
saya hakikat sebuah perjalanan adalah bukan sekedar menikmati keindahan dari
satu tempat ketempat yang lain. Bukan sekedar mengagumi dan menemukan tempat
yang unik tapi harus bisa membawa pelakunya naik ke derajat yang lebih tinggi,
memperluas wawasan sekaligus memperdalam keimanan. Sebagaimana di contohkan
dalam perjalanan hijrah nabi Muhammad SAW. Dari Mekkah ke Madinah. Umat Islam
terdahulu adalah traveler. Mereka adalah orang-orang yang tidak pernah ragu
untuk meninggalkan rumah, belajar hal-hal baru dari dunia luar sana. Dalam
Al-Quran juga di sebutkan bahwa Allah menciptakan manusia berbangsa-bangsa,
bersuku-suka agar manusia bisa saling mengenal, berta’aruf, saling belajar dari
bangsa-bangsa lain untuk menaikkan derajat kemuliaan di sisi Allah.
Kata
sahabat Ali ra.; “Wahai Anakku! Dunia
bagaikan samudra tempat ciptaan-ciptaan_Nya yang tenggelam. Maka Jelajahilah
dunia ini dengan menyebut nama Allah. Jadikan ketakutanmu pada Allah sebagai
kapal-kapal yang menyelamatkanmu. Kembangkanlah keimanan sebagai layarmu,
logika sebagai pendayung kapalmu, ilmu pengetahuan sebagai nahkoda
perjalananmu, dan kesabaran sebagai jangkar dalam setiap badai cobaan.”
(Ali Bin Abi Thalib ra)
Kali
ini saya akan sedikit menceritakan pengalaman saya yang makin memperkaya
dimensi spiritual untuk lebih mendekatkan diri dengan sang pencipta. Perjalanan
yang membuat saya menemukan banyak hal yang sangat menarik ketimbang
jalan-jalan di mal atau lainnya. Mimpi saya kali ini mengantarkan saya ketempat
yang mungkin sudah banyak orang tahu dan bagi saya awal nya adalah hal yang
sangat mustahil apabila saya bisa berada disana.
Gunung
semeru adalah gunung tertinggi di Jawa.
Dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) dan dengan
kawah di puncak nya di kenal dengan nama Jonggring Saloko. Terinspirasi dari
Soe Hok Gie salah satu aktivis Indonesia yang meninggal bersama rekannya Idhan Dhanvantari Lubis di
Gunung Semeru pada tahun 1969 akibat menghirup asap beracun dari gas Gunung
Semeru yang menggugah hati membuat saya ingin pergi kesana.
Mungkin
ini yang ke 3 kali nya saya belajar lagi dari alam. Tapi ini kali pertama nya
saya menapakkan di Gunung Semeru sesudah berjalan-jalan hingga puncak Gunung
Lawu dan Gunung Merapi. Tapi bukan seberapa banyak atau seberapa tinggi gunung
yang kamu daki, tapi seberapa banyak kamu belajar dari Gunung, Alam dan
Ciptaan-Nya.
“Ga
ada Kapoknya yah kamu. udah tau susah gitu naik gunung, tapi kok tetep aja naik
gunung! Malah sekarang mau naik gunung semeru tinggi banget itu, apalagi Tahun
baru itu musim hujan. Curah Hujan tinggi tinggi nya itu. Dulu aku juga pernah
naik sana. Gausa berangkat! ” kata papap saya. Hadeuhhh..
“Insya
Allah gakpapa, saya ga sendirian kok. Ada 50 orang lebih yang akan ikut
nantinya. Banyak pendaki expert juga yang bakal guide kita.” Pembelaan dari
saya.
“Gausah
berangkat, naik nya bulan mei aja. Musim kemaru, bagus-bagusnya. tumbuhan pada
mekar. Percuma nanti kamu naik pasti kabut” Sahutnya lagi atas pengalamannya.
“Lama
bangettttt, insya Allah aman kalau niat baik insya Allah lancar.”
“wes..
terserah awakmu” papap jengkel juga . :(
Saya
pasrahkan sama Allah SWT, atas ridho nya lah saya bisa berangkat atau tidak.
Kemudian
saya memang memutuskan untuk TIDAK berangkat. Hal membuat saya sangat sedih
sekali. Disamping saya ingin naik karena memang dari kemauan saya ingin belajar
tentang alam dan mimpi saya agar saya bisa menapakkan kaki diatas sana tapi
saya menemukan sesuatu yang membuat semangat saya berkobar layaknya api yang
sangat menyala, yaitu persahabatan. Saya dipertemukan oleh teman-teman dari
berbagai asal dan tempat mereka tinggal dan juga dari berbagai latar belakang
yang berbeda. Walaupun kami belum pernah bertemu.
Tapi
tanpa izin dan restu orang tua pun aku memutuskan untuk tidak berangkat. :( walaupun aku
benar-benar rindu bercumbu dengan alam. Aku rindu celoteh angin pada guguran
daun yang rebah merebah menabuhkan aksara hening mata hati. Aku rindu bagaimana
jemari awan ketika meniupkan bunyi sore yang dilangit-langitnya menggantukan
malas matahari. Aku rindu bau merah saga bercampur pekat lumpur yang melekat
rekat di ujung-ujung mata kaki. :(
Kali
ini bener-bener galau deh, di campur racun dari teman-teman arcopodo yang
menyuguhkan kehangatan mereka. Semakin hangat semakin melekat. Hingga ku lekat
di dekap canda tawa peduli mereka. Mas lovie, Mbak Alia, Wiwin, Farah, Mbak
Ayu, tejo, ruspi, yasin, bayu, novel, Rully, ibnu, adi, mbak Sandra, Andri, Ainul,
roni, sauqi, fia. Wkwkwkw mulai dari pajang poto salah satu dari kita di
display bbm kita sampai arisan panci telpon-telponan kita konferens. Makanya di
beri nama Arcopodo #Sakitjiwa memang pada sakit jiwa anak-anaknya hahahaha…
Saya
berusaha menyakinkan orang tua saya agar saya di perbolehkan untuk ikut. Dan
Alhasil saya diperbolehkan untuk berangkat. J
senangnyaaa brooooo! :D tapi tinggal beberapa hari saja sebelum hari H . L oke pemanasan
apa ada nya saja, lari-lari kecil dekat rumah . Sambil mempersiapkan
teman-teman yang berencana nginep di rumah .
Tepat
nya hari Jumat 28 Desember 2012, menunggu kedatangan tamu dari bandung yang
special yaitu si neng geulis Farah, novel, fachri dan satu lagi dari bontang
yaitu si rully. Mereka berencana untuk bermalam di rumah saya satu nya sebelum
berangkat ke Malang. Memang sih rumah saya jarang di tempatin sama keluarga
saya sendiri kecuali memang lantai 2 di kos in. biar ga kelihatan kosong aja
semenjak peninggalan Alm. Bapak saya. Hujan pun deras banget, berharap kita besok
perjalanan menuju malang terang benderang. Amin
Sabtu
pagi di tanggal 29 Desember 2012 kita packing, Si rully menyewa mobil teman
kantor saya menuju bandara untuk menjemput mas lovi, ruspi, dkk. Dan saya
bersama pasukan saya, farah novel dan fachri cari angkotan menuju terminal
bratang. Kemudian dilanjut ke terminal bungurasih naik bis ke terminal arjosari
malang. Sesampai di terminal Arjosari malang ternyata kami juga bertemu admin
dari backpackerstore hahaha akhirnya kami menyewa angkutan umum sampai di balai
kota pasar tumpang hanya dengan 7ribu saja.
mau cari angkot bersama Farah, saya dan Nauvel. Sedangkan yang foto si fachri. |
Hari pun sudah gelap. Senjapun berganti
dengan bulan yang menyinari malam yang begitu dingin. Dingin yang menyelimuti
kawasan pasar tumpang. Sesampai disana, akhirnya pertama kali nya saya bertemu
dengan mereka. Tampang-tampang criminal yang mengkriminalkan pikiran saya hehehe..
Penuh canda tawa dan kami pun kembali mencoba untuk mengenali satu per satu .
Matahari
sudah menampakkan senyumnya tapi tetep aja nih kerasa dingin banget. Bergegas kita
gantian untuk mandi dengan kamar mandi yang sudah di sediakan. Saya mbak Alia,
mbak wiwin dan Yasin menuju ke pasar tumpang untuk membeli keperluan logistic yang
kurang.
Hari sudah
pukul 08.00 tapi tetap masih belum kunjung berangkat juga. Sambil melamun
menyaksikan sendra tari anak-anak kecil mengingatkan saya waktu SD dulu ikut
serta dalam sendra tari di Taman Hiburan Surabaya. Walau metal gini dulu nya
juga ikut tari Hahahha..
Arcopodo
#sakitjiwa team
|
Pukul 10.00
Wib kami menunggu jeep datang juga, kami diantarkan jeep menuju ranu pane.
Kondisi Hujan dan kabut tebal membuat kita tidak bisa menikmati pemandangan. Tapi
sesekali hujan reda kami buka kembali terpal nya.
senja pun berganti dengan mendung yang menyelimuti ranupane.
senja pun berganti dengan mendung yang menyelimuti ranupane.
Sesampai di
ranu pane pun hujan tetap mengguyur kami. Dan kami memutuskan untuk tetap
melanjut kan perjalanan menuju ranu kumbolo. Kami melewati jalan setapak yang landai
dari pos ke pos.
di tengah -tengah perjalanan kamipun sedikit sedikit untuk beristirahat. kami beristirahat di tempat yang datar.
continue.....
di tengah -tengah perjalanan kamipun sedikit sedikit untuk beristirahat. kami beristirahat di tempat yang datar.
continue.....