Friday, August 15, 2014

HSI I - 1. Mengapa Kita Wajib Bertauhid

Kita wajib bertauhid karena Allah Subahanahu wa ta'ala menciptakan jin dan manusia hanyalah untuk bertauhid, yaitu mengesakan Allah Subahanahu wa ta'ala untuk beribadah.

Allah Subahanahu wa ta'ala berfirman :
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ
"dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku" 
- See more at: http://www.adis.web.id/2014/06/mengapa-wajib-bertauhid.html#sthash.W9uFm8Bi.dpuf
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ
"dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku" 
- See more at: http://www.adis.web.id/2014/06/mengapa-wajib-bertauhid.html#sthash.W9uFm8Bi.dpuf

Monday, June 24, 2013

O Allah..

O Allah I ask you for the highest point of al-Firdaus of Paradise for myself, my parents and those I love of Your creation.

Tuesday, June 11, 2013

jikalau..

jikalau kamu mencintaiku hanya karena cantiknya fisikku, ingatlah bahwa ini semua akan luntur maka carilah perempuan lain yg tak bisa keriput. :)

jikalau kita meminta agar tidak kehilangan seseorang itu mustahil tapi mintalah agar Allah selalu mengganti yg lebih baik dari yg terambil

jikalau kita meminta agar terhindar dari masalah dan ujian dunia, itu mustahil diqobul, mintalah agar Allah terus bersama kita agar kita kuat

bolehkah kita marah ? :(


Siapapun kita, tentu pernah merasakan marah, bahkan mungkin tidak jarang kita merasakan kemarahan dan emosi yang sangat.
Memang sifat marah merupakan tabiat yang tidak mungkin luput dari diri manusia, karena mereka memiliki nafsu yang cenderung ingin selalu dituruti dan enggan untuk diselisihi keinginannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku ini hanya manusia biasa, aku bisa senang sebagaimana manusia senang, dan aku bisa marah sebagaimana manusia marah
Bersamaan dengan itu, sifat marah merupakan bara api yang dikobarkan oleh setan dalam hati manusia untuk merusak agama dan diri mereka, karena dengan kemarahan seseorang bisa menjadi gelap mata sehingga dia bisa melakukan tindakan atau mengucapkan perkataan yang berakibat buruk bagi diri dan agamanya.
Oleh karena itu, hamba-hamba Allah Ta’ala yang bertakwa, meskipun mereka tidak luput dari sifat marah, akan tetapi kerena mereka selalu berusaha melawan keinginan hawa nafsu, maka mereka pun selalu mampu meredam kemarahan mereka karena Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala memuji mereka dengan sifat ini dalam firman-Nya,
{الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ}
Orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang menafkahkan (harta mereka) baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (QS Ali ‘Imran:134).
Artinya: jika mereka disakiti orang lain yang menyebabkan timbulnya kemarahan dalam diri mereka, maka mereka tidak melakukan sesuatu yang diinginkan oleh watak kemanusiaan mereka (melampiaskan kemarahan), akan tetapi mereka (justru berusaha) menahan kemarahan dalam hati mereka dan bersabar untuk tidak membalas perlakuan orang yang menyakiti mereka.

Dalam sebuah hadits yang shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ »
Bukanlah orang kuat (yang sebenarnya) dengan (selalu mengalahkan lawannya dalam) pergulatan (perkelahian), tetapi tidak lain orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah”.
Inilah kekuatan yang terpuji dan mendapat keutamaan dari Allah Ta’ala, yang ini sangat sedikit dimiliki oleh kebanyakan manusia.
Imam al-Munawi berkata,“Makna hadits ini: orang kuat (yang sebenarnya) adalah orang yang (mampu) menahan emosinya ketika kemarahannya sedang bergejolak dan dia (mampu) melawan dan menundukkan nafsunya (ketika itu). Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits ini membawa makna kekuatan yang lahir kepada kekuatan batin. Dan barangsiapa yang mampu mengendalikan dirinya ketika itu maka sungguh dia telah (mampu) mengalahkan musuhnya yang paling kuat dan paling berbahaya (hawa nafsunya)”.
Inilah makna kekuatan yang dicintai oleh Allah Ta’ala yang disebutkan dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah”.
Arti kuat dalam hadits ini adalah kuat dalam keimanan dan kuat dalam berjuang menundukkan hawa nafsunya di jalan Allah .
Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنَ الْحُورِ مَا شَاءَ »
Barangsiapa yang menahan kemarahannya padahal dia mampu untuk melampiaskannya maka Allah Ta’ala akan memanggilnya (membanggakannya) pada hari kiamat di hadapan semua manusia sampai (kemudian) Allah membiarkannya memilih bidadari bermata jeli yang disukainya”.
Imam ath-Thiibi berkata, “(Perbuatan) menahan amarah dipuji (dalam hadist ini) karena menahan amarah berarti menundukkan nafsu yang selalu menyuruh kepada keburukan, oleh karena itu Allah Ta’ala memuji mereka dalam firman-Nya,
{وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ}
Dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (QS Ali ‘Imran:134)”.
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits ini: “…padahal dia mampu untuk melampiaskannya…”, menunjukkan bahwa menahan kemarahan yang terpuji dalam Islam adalah ketika seseorang mampu melampiaskan kemarahannya dan dia menahnnya karena Allah Ta’ala, adapun ketika dia tidak mampu melampiaskannya, misalnya karena takut kepada orang yang membuatnya marah atau karena kelemahannya, dan sebab-sebab lainnya, maka dalam keadaan seperti ini menahan kemarahan tidak terpuji.
Seorang mukmin yang terbiasa mengendalikan hawa nafsunya, maka dalam semua keadaan dia selalu dapat berkata dan bertindak dengan benar, karena ucapan dan perbuatannya tidak dipengaruhi oleh hawa nafsunya.
Inilah arti sikap adil yang dipuji oleh Allah Ta’ala sebagai sikap yang lebih dekat dengan ketakwaan. Allah Ta’ala berfirman,
{وَلا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ على أَلاَّ تَعْدِلُوْا اِعْدِلُوْا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى}
Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa” (QS al-Maaidah:8).
Imam Ibnul Qayyim menukil ucapan seorang ulama salaf yang menafsirkan sikap adil dalam ayat ini, beliau berkata, “Orang yang adil adalah orang yang ketika dia marah maka kemarahannya tidak menjerumuskannya ke dalam kesalahan, dan ketika dia senang maka kesenangannya tidak membuat dia menyimpang dari kebenaran”.

Dalam sebuah hadits shahih dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa seorang laki-laki datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meminta nasehat beliau. Orang itu berkata: Berilah wasiat (nasehat) kepadaku. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah engkau marah”. Kemudian orang itu mengulang berkali-kali meminta nasehat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu menjawab: “Janganlah engkau marah”.
Orang ini datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meminta nasehat yang ringkas dan menghimpun semua sifat baik, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehatinya untuk selalu menahan kemarahan. Kemudian orang tersebut mengulang permintaan nasehat berkali-kali dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan jawaban yang sama: “Janganlah engkau marah”. Ini semua menunjukkan bahwa melampiaskan kemarahan adalah sumber segala keburukan dan menahannya adalah penghimpun segala kebaikan.
Imam Ja’far bin Muhammad berkata: “(Melampiaskan) kemarahan adalah kunci segala keburukan”.
Imam Abdullah bin al-Mubarak al-Marwazi, ketika dikatakan kepada beliau: Sampaikanlah kepada kami (nasehat) yang menghimpun semua akhlak yang baik dalam satu kalimat. Beliau berkata: “(Yaitu) meninggalkan (menahan) kemarahan”.
Demikian pula imam Ahmad bin Hambal dan imam Ishak bin Rahuyah ketika menjelaskan makna akhlak yang baik, mereka berdua mengatakan: “(Yaitu) meninggalkan (menahan) kemarahan”.
Maka perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits di atas: “Janganlah engkau marah” berarti perintah untuk melakukan sebab (menahan kemarahan) yang akan melahirkan akhlak yang baik, yaitu: sifat lemah lembut, dermawan, malu, merendahkan diri, sabar, tidak menyakiti orang lain, memaafkan, ramah dan sifat-sifat baik lainnya yang akan muncul ketika seseorang berusaha menahan kemarahannya pada saat timbul sebab-sebab yang memancing kemarahannya.
Petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengatasi kemarahan ketika muncul pemicunya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa memberi petunjuk kepada orang yang sedang marah untuk melakukan sebab-sebab yang bisa meredakan kemarahan dan menahannya dengan izin Allah Ta’ala\, di antaranya:
1- Berlindung kepada Allah Ta’ala dari godaan setan
Dari Sulaiman bin Shurad beliau berkata: “(Ketika) aku sedang duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ada dua orang laki-laki yang sedang (bertengkar dan) saling mencela, salah seorang dari keduanya telah memerah wajahnya dan mengembang urat lehernya. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya aku mengetahui satu kalimat yang seandainya dia mengucapkannya maka niscaya akan hilang kemarahan yang dirasakannya. Seandainya dia mengatakan: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk”, maka akan hilang kemarahan yang dirasakannya”.
2- Diam (tidak berbicara), agar terhindar dari ucapan-ucapan buruk yang sering timbul ketika orang sedang marah.
Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang dari kalian marah maka hendaknya dia diam”.
3- Duduk atau berbaring, agar kemarahan tertahan dalam dirinya dan akibat buruknya tidak sampai kepada orang lain.
Dari Abu Dzar al-Gifari bahwa Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri maka hendaknya dia duduk, kalau kemarahannya belum hilang maka hendaknya dia berbaring”.
Di samping itu, yang paling utama dalam hal ini adalah usaha untuk menundukkan dan mengendalikan diri ketika sedang marah, yang ini akan menutup jalan-jalan setan yang ingin menjerumuskan manusia ke dalam jurang keburukan dan kebinasaan. Allah Ta’ala berfirman,
{إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُون}
Sesungguhnya syaithan itu hanya menyuruh kamu berbuat buruk (semua maksiat) dan keji, dan mengatakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui” (QS al-Baqarah:169).
Suatu hari, Khalifah yang mulia, ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz marah, maka putranya (yang bernama) ‘Abdul Malik berkata kepadanya: Engkau wahai Amirul mukminin, dengan karunia dan keutamaan yang Allah berikan kepadamu, engkau marah seperti ini? Maka ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz berkata: Apakah kamu tidak pernah marah, wahai ‘Abdul Malik? Lalu ‘Abdul Malik menjawab: Tidak ada gunanya bagiku lapangnya perutku (dadaku) kalau tidak aku (gunakan untuk) menahan kemarahanku di dalamnya supaya tidak tampak (sehingga tidak mengakibatkan keburukan).

Monday, April 22, 2013

earthday !



Selamat hari bumi !! yah .. tanggal 22 April ini diperingati sebagai hari bumi di seluruh dunia.. Bumiku, Bumimu, Bumi Kita !!
Hari Bumi didirikan pada tahun 1970 untuk meningkatkan kesadaran tentang lingkungan. Namun Islam, did do than that, it provided clear directives for action, pada awal abad ketujuh. Quran penuh dengan ayat-ayat dan Sunnah diisi dengan tindakan-tindakan.
Nabi Muhammad (saw) berkata, "Bumi adalah masjid." kamu dapat berdoa di mana saja. Seluruh planet ini dimaksudkan untuk menjadi tempat untuk memuja Sang Pencipta. you can kneel down in awe and gratitude of Allah di rumput, di atas pasir, di gunung, di ladang jagung untuk beribadah. Oleh karena itu, the planet and its people deserve to be protected for its divine nature.
Ajaran Al-Qur’An Untuk Cinta Lingkungan
 
Surat Al-An’am ayat 102

Menjelaskan tentang kewajiban bagi manusia untuk selalu tunduk kepada Allah SWT sebagai maha pemelihara alam semesta ini.

Artinya: “(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.”
 
Surat Al-A’raaf ayat 56

Tentang penjabaran lanjut dari dalil pertama yang mewajibkan manusia untuk melestarikan lingkungan hidup.

Artinya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”
 
Surat Al-Hijr ayat 19

Menguraikan tentang tugas lebih rinci untuk manusia, yaitu menjaga keseimbangan lingkungan hidup.

Artinya: “Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.”
 
Surat An-Nur ayat 43

Menunjukkan bahwa proses perubahan yang diciptakan Allah bertujuan untuk memelihara keberlanjutan (sustainability) bumi. Proses ini dikenal dalam literatur barat sebagai: siklus Hidrologi.

Artinya: “Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.”
 
Surat Al Jatsiyah ayat 13

Menjelaskan bahwa manusia harus mempunyai ketajaman nalar sebagai prasyarat untuk mampu memelihara lingkungan hidup.

Artinya: “Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.”

Our earth is getting old, keep the earth as great as it was. :)

mari kita menjaga untuk generasi kita mendatang.. be peace and more green !! 

i see the world old...... !!!!!!!!
i see the world dead........!!!!!!!!!!!!

Tuesday, April 16, 2013

single ? no problem hihihi

"Berbahagialah kau yang bisa bersakit hati, pertanda masih ada hati, dan ada cinta di dalamnya."

Saya memang memutuskan untuk sendiri dari beberapa tahun yang sudah saya lewati.. sendiri bukan berarti tidak laku loh! Apalagi di bilang kalau masih belum bisa move on. hihihhi
Setelah saya putus dari mantan saya si kecoa itu, Ternyata memang banyak sekali pelajaran yang bisa saya ambil hikmah nya saat ini . 
tapi memang ga semudah itu untuk bisa cepat move on setelah saya melewati hari hari saya yang gelap .  cie gelap.. memang gelap sih. semua nya berasa halal yang penting happy. saya merasa kalau saya bebas, bebas melakukan sesuatu yang saya suka . hahaha pandangan yang salah sebenarnya tentang kebebasan yang demikian .
kenakalan saya semakin menjadi, astagfirullah.. Minum minuman sampai hal nya saya harus tattoo punggung saya dengan gambar yang entah saya juga tidak mengerti kenapa saya tattoo tuh burung hantu nemplok di punggung saya .
seperti nalar sudah tidak bisa berfikir positif, dan seakan hanya kesenangan dunia saja yang saya pikirkan. tanpa mengingat sang pencipta. yang menciptakan rasa dan perasaan ini. Maha pembolak balik hati. 
Berasa yang paling sengsara di dunia ini.. oh nooooO!! hahaha  i've been having this "disgusted" feeling.  hehhehee 
Sampai suatu ketika saya memang capek dengan semua nya.. seakan-akan ada yang kurang dan hanya sia-sia saja semua nya. 
Saya berusaha mengenakan Jilbab dan mencoba mendekatkan diri kepada -Nya. Sedikit demi sedikit pemikiran saya di buka kan dan di luas kan . 
Saya di tunjukan dengan segala keagungan ciptaan-Nya yang begitu luar biasa .
saya menemui banyak teman baru, pelajaran baru tentang sesuatu yang belum pernah saya dapat sebelum nya.  mencoba untuk mencari sesuatu yang hilang dan Allah memberikan izin kepada saya untuk menjelajah segala Kekuasaan-Nya.. 
mencoba untuk menikmati segala ciptaan-Nya.. kembali ke alam dan belajar dari alam . “La Takhaf Wa La Tahzan, Innallaha ma’ana”. Jangan takut jangan bersedih, ALLAH bersama kita,  ditunda dulu sedihnya, dihapus dulu tuh air matanya, malu sama tetangga, masa mata sampe bengkak gitu nangisin abang tukang somay yang sudah lewat, kesel boleh tapi gak boleh marah, istighfar dulu sebanyak-banyaknya..
dan ternyata keputusan saya untuk sendiri memang jalan yang terbaik. Allah pasti sudah tentukan jodoh seseorang. Jadi, saya tidak ragu untuk melangkah lagi dan tentunya tidak boleh galau lagi .
yang terpenting lakukan yang terbaik untuk diri kita dan sekitar.
i feel so close now with my family and my old friends. yang dulu sempat menjauh dengan saya, di dekatkan kembali . saya bisa belajar juga untuk memanage waktu .
pokoknya sih semua nya serba dimudahkan sama Allah. Alhamdulillah.. dan saat nya untuk wujudin cita-cita yang sempat tertunda.. karena kebutaan kita waktu itu sama cinta . wkwkwk 

"ya Allah, jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cinta nya kepadamu, agar bertambah kekuatanku untuk mencintai-Mu.. aamiiinn "

Thursday, April 4, 2013

keep positif thinking

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تَكْرَهُواْ شَيْئاً وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَى أَن تُحِبُّواْ شَيْئاً وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ (البقرة: 216)


"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu me-nyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (Al-Baqarah: 216)

 Dialah maha mengetahui mana yang terbaik untuk kita..

"aku adalah seperti apa yang hamba-Ku sangkakan kepada-Ku. jika dia berpikir baik tentang-Ku, maka itu yang dia dapatkan. Dan jika dia berpikir buruk tentang-Ku, maka itu juga yang dia dapatkan" Hadist Qudsi Allah Swt.

niat yang positif akan membuat langkah dan tindakan kita jadi positif juga.
pikiran positif akan menghadirkan kebahagiaan, kesehatan, serta kesuksesan dalam setiap situasi dan tindakan kita.
Tetap untuk berfikir positif, optimis dan tidak pernah menyerah apapun kondisinya. kita bisa!